Sabtu, 23 Desember 2017

OPINI “GENERASI MILLENNIAL MENJAWAB TANTANGAN BONUS DEMOGRAFI” OLEH TAUFIK HIDAYAT PPKN UNLAM



GENERASI MILLENNIAL MENJAWAB TANTANGAN BONUS DEMOGRAFI”
Ledakan penduduk adalah salah satu isu paling penting saat ini dan harus mendapatkan prioritas pembahasan, terlebih isu ini akan sangat berkaitan langsung dengan pengembangan sumber daya manusia, terutama generasi muda Indonesia yang disebut generasi millennial di masa akan datang.
Meledaknya jumlah usia produktif atau generasi muda pada 2030 nanti, maka dari itu sebagai salah satu kota tertua dan memiliki sejarah peradaban kuat, sudah menjadi hal wajib bagi Banjarmasin untuk memberikan komitmen kuat dalam upaya pembangunan dan pemberdayaan bagi kelompok-kelompok usia produktif.
Pendidikan merupakan satu hal yang paling mendasar dan harus ditempuh oleh penduduk usia produktif sebagai generasi millennial yang akan memberikan perubahan terhadap bangsa ini. Artinya, pendidikan adalah prioritas utama yang harus dikedepankan Banjarmasin jika ingin menjadikan kota ini sebagai prototip pembangunan nasional. Langkah itu harus dipersiapkan. Karena memang, angka melek huruf Kota Banjarmasin sudah cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya di Kalimantan Selatan. Namun, jika kita lihat angka partisipasi murni, semakin tinggi umur seseorang, semakin kecil tingkat partisipasinya di dunia pendidikan.
Sebagai orang yang beruntung bisa mencapai jenjang strata pendidikan tertinggi, maka perlu kiranya kita mendorong anak-anak muda Banjarmasin untuk bersekolah sampai pada level pendidikan tertinggi. Karena, di sanalah mereka akan ditempa menjadi anak-anak muda yang mandiri dan punya keahlian khusus di bidangnya masing-masing dan mampu untuk menghadapi bonus demografi yang akan sama-sama kita hadapi nantinya di tahun 2030.
Langkah konkret yang bisa ditempuh adalah yang pertama, menyediakan kuota beasiswa khusus bagi siswa-siswi berprestasi dan layak untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat universitas atau perguruan tinggi. Kedua, bidang kepemudaan, Banyak wadah kegiatan yang harus dipenuhi oleh anak-anak muda, mulai karang taruna hingga himpunan kepemudaan lainnya. Ini untuk mengangkat keyakinan bahwa pemuda adalah aset paling penting untuk menggerakkan perubahan. Maka dari itu, menciptakan sebuah sistem pemberdayaan yang kuat untuk anak-anak muda di Palembang harus menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan kota ini. Karakter pemuda yang aktif, kreatif, inovatif, dan melek teknologi harus dikombinasikan dalam satu wadah yang bisa membuahkan hasil. Ketiga, kita perlu mendorong berbagai usaha anak-anak muda yang masih konvensional untuk memanfaatkan teknologi sebagai strategi melebarkan usahanya melalui digital marketing. Karena kita tahu, saat ini dunia digital sudah banyak digunakan para pelaku usaha untuk mendorong usahanya agar lebih maju dan berkembang.
Sekali lagi, bonus demografi atau ledakan penduduk sejatinya bukan menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk maju. Jika ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka bukan tidak mungkin suatu saat nanti Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa-bangsa lainnya.
Kini, semuanya tergantung pada proses kita mempersiapkan generasi penerus bangsa yang unggul untuk menjawab tantangan kemerdekaan. Minimal, kita memulainya dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, termasuk dari Banjarmasin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar